Kamis, 18 Februari 2021

Mengevaluasi Sejarah Kontemporer Dunia | Kd 3.5 Sejarah Peminatan Kelas XII

 

Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu mengevaluasi sejarah kontemporer dunia dan merekonstruksi sejarah kontemporer untuk disajikan dalam bentuk tulisan dan/atau media lain.

Karakter yang dikembangkan diantaranya cinta damai yang dibutuhkan untuk menciptakan tatanan dunia yang aman bagi semua pihak. Perang dan konflik fisik hanya akan membawa kehancuran dan penderitaan terhadap manusia dan alam. Sikap peduli terhadap sesama tanpa ada diskriminasi dan membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan. Peristiwa perang dan konflik yang terjadi harus disikapi dengan jujur apa adanya.

Sejarah kontemporer adalah sejarah mutakhir yang jejak-jejak peristiwa masih relatif dekat dan dirasakan kehadirannya oleh kita sekarang. Sejarah kontemporer secara politik didominasi oleh Perang Dingin (1945-1991) antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang pengaruhnya terasa di seluruh dunia. Lalu, peristwa-peristiwa sejarah apa saja yang digolongkan sebagai sejarah kontemporer dunia ? bagaimana jalannya peristiwa-peristiwa sejarah tersebut ? bagaimana pula pengaruh dari peristiwa-peristiwa tersebut terhadap dunia ? mari kita mempelajari bab berikut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Runtuhnya Vietnam Selatan

Perang Vietnam yang berlangsung selama 20 tahun (1955-1975) merupakan bentuk nyata dari pembenturan ideologi demokrasi liberal dan komunisme di masa Perang Dingin. Awal mulanya dari kekalahan Prancis dalam perang di Dien Bien Phu, yang berakhir dengan penetapan garis demarkasi antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan di titik garis 17” sebagai zona demiliterisasi. Vietnam Utara untuk Viet Minh yang dipimpin oleh tokoh pergerakan Vietnam Nguyen Sinh Cung atau Ho Chi Minh. Sedangkan Vietnam Selatan bagi pasukan Prancis yang dipimpin oleh perdana Menteri Ngo Dinh Diem. Perbedaan cara untuk menyatukan Vietnam antara cara militer dan politik menjadi awal perang Vietnam yang berlangsung selama 20 tahun.

Perang Dien Bien Phu Vietnam dengan Prancis https://www.merdeka.com/

Keterlibatan Amerika Serikat dalam membantu Vietnam Selatan membentuk kekuatan Tentara Vietnam dan kepolisian Vietnam untuk membendung pengaruh komunisme oleh gerilyawan Viet Cong, Vietnam Utara. Viet Cong membentuk organisasi komunis yang beranggotakan kader Vietnam Selatan dan Utara pada Desember 1960 dengan nama Nasional Front for the Liberation of Vietnam.

Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy memutuskan untuk mengirim bantuan pasukan militer secara besar-besaran untuk membalas serangan Viet Cong. Pada 1970, perang Vietnam semakin melebar hingga daratan Laos dan Kamboja. 

Proses menuju kesepakatan perdamaian ditandatangani pada 31 Januari 1973 yang dikenal dengan nama Paris Accord. Implementasi dari kesepakatan ini adalah ditariknya pasukan Amerika Serikat dari Vietnam, tawanan perang dari kedua pihak dibebaskan, dan pasukan perdamaian internasional berhak menjaga stabilitas perdamaian dan keamanan. 

Ho Chi Minh https://www.merdeka.com/

Pada 1974, Vietnam Utara, dengan ibukota Hanoi, mulai melanggar kesepakatan damai Paris Accord. Invasi terhadapa Vietnam Selatan semakin gencar dan pada 21 April 1975, Presiden Nguyen Van Thieu mengundurkan diri sehingga pada 30 April 1975, Saigon, ibu kota Vietnam Selatan dikuasai seluruhnya oleh Vietnam Utara. Pada 2 Juli 1976, pemerintahan militer pun dibentuk. Vietnam diproklamasikan sebagai Republik Sosialis Vietnam dengan ibu kota di Hanoi. Nama kota Saigon diubah menjadi Ho Chi Minh.

Dampak terbesar dari perang Vietnam terlihat dari banyaknya jumlah korban yang jatuh. Amerika Serikat menghabiskan dana sebesar $ 200.000.000.000 untuk membiayai perang ini, tetapi berakhir dengan kekalahan. Secara politik dan perkembangan ideologi di kawasan Asia Tenggara adalah menangnya ideiologi komunisme di berbagai negara di Kawasan Indochina, seperti Kamboja dan Laos. 

Apartheid di Afrika Selatan

Istilah apartheid pertama kali digunakan oleh orang-orang keturunan Belanda yang lahir di Afrika Selatan yang berarti pemisahan. Selanjutnya, apartheid dijadikan kebijakan politik pemerintah Afrika Selatan yang berisi program-program dan peraturan yang bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial di bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya serta mempertahankan dominasi penduduka kulit putih atas mayoritas penduduk kulit hitam.

Nelson Mandela https://id.wikipedia.org/wiki/Nelson_Mandela
 

Penduduk Afrika Selatan terdiri atas empat, yaitu kulit putih atau keturunan Eropa, orang Bantu Afrika, orang Asia, dan orang kulit berwarna atau berdarah campuran Afrika dan Melayu. Untuk menghapus politik apartheid tersebut muncul Gerakan-gerakan perlawanan terhadap apartheid, seperti Gerakan African National Congres (ANC) di bawah pimpinan Nelson Mandela yang terus berjuang untuk menghapuskan politik apartheid.

Selanjutnya, pemerintah Afrika Selatan berusaha menindas perjuangan apartheid tersebut dengan keras. Oleh karena itu, Nelson Mandela dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tanggal 11 Juni 1964 dan baru dibebaskan bulan Februari 1990. Perjuangan Nelson Mandela dilanjutkan dengan semangat dan membuahkan hasil ketika presiden Afrika Selatan F.W.de Klerk menghapuskan tiga buah undang-undang yang berbau rasial, diantaranya : 1) Undang-Undang Pemilikan Tanah 1963-1936, Undang-Undang Daerah Pemukiman dan Undang-Undang Pendaftaran Penduduk pada tanggal 21 Februari 1991.

https://www.sapromo.com/news/apartheid-turd-cannot-be-polished/
 

Reaksi dunia internasional banyak yang mendukung perjuangan Nelson Mandela. PBB juga melakukan embargo ekonomi dan senjata sehingga rezim apartheid Afrika Selatan semakin terkucil dari pergaulan dunia. Usaha perjuangan untuk menghapus apartheid juga diupayakan oleh negara-negara yang tergabung dalam Gerakan Nonblok.

Pemerintahan de Klerk menyelenggarakan pemilu pada tahun 1994 yang demokratis. Pemilu multirasial pertama di Afrika Selatan yang dimenangkan oleh ANC. Berdasarkan hasil pemilu tersebut naka Nelson Mandela dipilih oleh Majelis Nasional Afrika Selatan sebagai Presiden Afrika Selatan. Pelantikan Nelson Mandela pada 10 Mei 1994 di Union Building, Pretoria, menandai berakhirnya perjuangan menentang apartheid di Afrika Selatan.

Perpecahan Uni Soviet

Tabel Pemerintahan Uni Soviet

Nama Tokoh

Karakteristik Pemerintahan

Vladimir Ilyich Lenin (1870-1924

30 Desember 1922 membentuk federasi Uni Soviet yang beranggotakan 15 negara bagian.

Joseph Stalin (1878-1953)

Membangun pengawasan total terhadap perekonomian Uni Soviet dengan mengendalikan aktivitas industri dan membangun sistem perekonomian kolektif.

Tahun 1937 Pembersihan Massal (Great Purge) terhadap lawan politiknya. Orang-orang yang menentang kebijakannya ditangkap bahkan dilenyapkan. Baik dari kalangan militer maupun sipil.

Diktator yang mengantarkan Uni Soviet sebagai negara komunis terkuat di dunia.

Nikita Krushchev (1894-1971)

Politik proses destalinisasi untuk melenyapkan segala hal yang berbau Stalin. Dua hal pokok diantaranya :

     a.    Kultus individu terhadap Stalin disingkapkan dan dikecam secara public

     b.    Peninjauan Kembali doktrin marxisme-Leninisme untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan sospol di dalam maupun di luar negeri.

Pada 1964 Khushchev diturunkan dari jabatannya setelah krisis Rudal kuba (1963) yang nyaris memicu perang nuklir dengan Amerika Serikat.

Leonid Brezhnev (1906-1982)

Uni Soviet dan negara anggota Pakta Warsawa menginvasi Cekoslowakia guna mencegah adanya reformasi Musim Semi Praha.

Masa Stagnasi, pengaturan ekonomi yang ketat serta birokrasi Soviet kaku menghalangi inovasi dan pembaharuan dalam segala bidang.

Politik luar negeri Détente (Relaksasi) untuk meredakan ketegangan dengan Barat.

Mikhail Gorbachev

Pada 1982, Brezhnev wafat dan digantikan oleh Yuri Andropov dan Konstantin Chernenko. Namun pada 1984 Andropov wafat dan menyusul kemudian Chernenko pada 1985. Setelah itu politburo mengangkat Mikhail Gorbachev sebagai sekretaris jenderal pada Maret 1985 dan menjabat sampai 1991.

Guna memperbaiki kondisi ekonomi Uni Soviet yang terpuruk. Gorbachev memperkenalkan dua model kebijakan, yaitu Glasnost dan Perestroika

Glasnost berarti keterbukaan politik dengan menghilangkan jejak-jejak peninggalan Stalin, seperti pelarangan buku, penyebaran polisi rahasia, serta memberi kebebasan baru bagi warga Uni Soviet. Selain  itu, pertama kalinya, partai-partai lain, selain partai Komunis, dapat berpartisipasi dalam pemilihan umum.

Perestroika berarti restrukturisasi ekonomi dengan memberikan izin kepada individu dan korporasi untuk menjalankan bisnis dan mendorong investasi asing di Uni Soviet.

Bidang politik, Gorbachev mengusulkan pemilu dengan banyak calon, pembaharuan ini untuk mengurangi kendali partai Komunis terhadap aparat pemerintah.

Pada Desember 1988, dibentuk Kongres Perwakilan Rakyat, maret-April 1989 Pemilihan anggota kongres dan pada 15 Maret 1990, Gorbachev terpilih menjadi Presiden Uni Soviet yang pertama.

 

https://www.idntimes.com/science/discovery/xehi-dekirty/fakta-menarik-penyebab-runtuhnya-negara-uni-soviet-exp-c1c2

Bubarnya Uni Soviet

Restorasi melalui Glasnost dan Perestroika yang awalnya dimaksudkan untuk merangsang pemulihan ekonomi Uni Soviet malah memunculkan dampak-dampak yang tidak diharapkan. Ada beberapa faktor penyebab keruntuhan Uni Soviet, yaitu sebagai berikut :

  1. Sistem Marxisme-komunisme ternyata tidak memiliki pengawasan yang efektif terhadap bidang politik dan ekonomi. 
  2. Marxisme-komunisme tidak memiliki kelenturn dalam menghadapi perubahan.
  3. Perubahan system pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi memberi peluang kepada negara-negara bagian untuk melepaskan diri dari Uni Soviet. 
  4. Sistem ekonomi pasar mengundang masuknya liberalisme dan kapitalisme yang bertentangan dengan komunisme.
  5. Kaum buruh lebih memihak kapitalisme yang memberikan kebebasan untuk memiliki sesuatu daripada komunisme yang tidak mengakui hak individu

Runtuhnya Jerman Timur

Reunifikasi Jerman

Ide Reunifikasi Jerman Barat dan Timur Kembali menggeliat seiring dengan reformasi politik yang digulirkan oleh pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada 1985. Ada dua perkembangan yang menentukan bagi reunifikasi Jerman, yaitu demokratisasi zona timur dan keberanian ribuan orang yang berjuang demi kebebasan mereka.

Kronologi Penyatuan Jerman

Kronologis Reunifikasi Jerman Barat dan Timur

Tanggal

Peristiwa

4 September 1989

“Demonstrasi Senin” sebagai awal pergerakan oleh 1000 orang yang berkumpul di Leipzig dan menuntut lebih banyak hak dan kebebasan. Demonstrasi setiap hari Senin ini semakin banyak pengikutnya.

7 Oktober 1989

Pemerintah Republik Demokratik Jerman memperingati 40 tahun berdirinya negara tersebut. Sebagai reaksi terhadap hal ini, orang-orang di berbagai kota berdemonstrasi melawan rezim partai Persatuan Sosialis Jerman (Sozialisttische Enheitspartei Deutschlands / SED). Massa berpartisipasi dengan mengikuti demonstrasi Senin di depan Karl Marx university, Leipzig, Jerman Timur.

18 Oktober 1989

Erich Honecker mengundurkan diri sebagai sekretaris Jenderal SED

8 November 1989

SED menyerahkan kekuasaannya di politburo dan mengundurkan diri. Orang-orang dari Berlin Barat naik ke atas tembok Berlin dekat Gerbang Brandenburg

9 November 1989

Tembok Berlin runtuh karen euphoria, baik dari rakyat Jerman Barat maupun Jerman Timur.

18 Maret 1990

Pemilu yang bebas diadakan pertama kali di Republik Demokratik Jerman.

5 Mei 1990

Pertemuan para Menteri luar negeri Two-Plus-Four (Republik Federal Jerman dan Republik Demokratik Jerman ditambah Perancis, Uni Soviet, Inggris, dan Amerika Serikat). Penghapusan hak-hak sekutu pemenang Perang Dunia II di Jerman.

18 Mei 1990

Kedua Republik Jerman menandatangani Traktat Pembentukan Uni Ekonomi, Mata Uang, dan Sosial

23 Agustus 1990

Dewan Rakyat memutuskan penggabungan Republik Demokratik Jerman ke Republik Federal pada 3 Oktober 1990.

12 September 1990

Menteri luar negeri Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis menandatangani Traktat Two-Plus-Four. Traktat ini menberikan kedaulatan penuh kepada Jerman. Sekitar 1 Juta orang merayakan reunifikasi di depan Gedung Reichstag di Berlin.

 
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/144218169/peristiwa-reunifikasi-jerman-1990

Jerman Bersatu

Negara Jerman secara resmi Bersatu 3 Oktober 1990. Enam negara bagian Jerman Timur (Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thuringen, dan Berlin Timur) secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat)

Pada Desember 1990, diselenggarakan pemilihan umum bebas pertama bagi seluruh rakyat Jerman semenjak 1933. Pemilu dimenangkan oleh partai Cristian Democratic Union (SDu) pimpinan Helmunt Kohl. Tetapi tidak mendapat suara mayoritas, sehingga Kohl menggalang koalisi dengan partai lain untuk menjadi Kanselir Republik Federal Jerman. 
 
Itulah sejarah kontemporer di beberapa negara, pengaruh dari Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Jelaskan hubungan antara situasi politik yang terjadi di Uni Soviet dengan bersatunya Jerman ? silakan jawab di kolom komentar !



 

113 komentar:

  1. reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  2. Nama: Alfian Rizki Saputra
    Kelas: XII - IPS 3

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  5. Nama : neng putri pitri yani
    Kelas : 12 ips 2

    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  6. Nama:Risma Yanti
    Kelas: XII-IIS 5


    Runtuhnya Jerman
    Ide reunifikasi Jerman barat dan timur kembali menggeliat seiring dengan reformasi politik yang digulirkan oleh pemimpin uni Soviet Mikhail Gorbachev pada 1985. Ada dua perkembangan yang demokratisasi zona timur dan keberanian ribuan orang yang berjuang demi kebebasan mereka.

    BalasHapus

  7. awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.
    Maaf kalo salah

    BalasHapus
  8. NAMA : CUCU CAHYATI
    KELAS : XII IPS 3


    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.



    TERIMAKASIH

    BalasHapus
  9. Nama : Neng Fitri
    Kelas :12 Ips 1
    Tanggal :Jumat, 19 Februari, 2021

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.
    Awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  10. NAMA : CUCU CAHYATI
    KELAS : XII IPS 3




    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.



    TERIMAKASIH

    BalasHapus
  11. reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu

    BalasHapus
  12. Nama:Mira milena
    Kelas:XII IPS 2


    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  13. Nama : Iis Aisah
    Kelas : 12 IPS 1

    Awalnya, penyatuan antara jerman barat dan jerman timur dianggap sebagai sebuah utopia. Hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara uni-soviet dan AS. Namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. Situasi politik di uni-soviet pun menjalar kejerman timur,harapan itu muncul,dan kondolisasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  14. NAMA:FAJAR RAMDANI
    KLAS:12 IPS 4

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  15. Nama : Neng Fitri
    Kelas :12 Ips 1
    Tanggal :Jumat, 19 Februari, 2021

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.
    Awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  16. Nama:Rohmah Siti Asiah
    Kelas:12 ips2

    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  17. Nama : Neng Fitri
    Kelas :12 Ips 1
    Tanggal :Jumat, 19 Februari, 2021

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.
    Awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  18. NAMA : NURI THELIA
    KELAS : 12 IPS 4.

    bersatunya jerman Barat dan timur di tandai dengan robohnya tembok Berlin pada dasawarsa 80 an, atau pada situasi internal politik unisoviet.
    Jerman Barat ( yg bersekutu dgn negara Kapitalis, Inggris AS dll)
    Jerman Timur ( yg bersekutu dg negara Komunis, uni Soviet)
    Dianggap mustahil Jerman Barat dan timur akan kembali bersatu, namun pada dasawarsa 80 an terjadi Reformasi politik oleh pemimpin Soviet mikhail borbachev pd 1985, reformasi ini mengalir hingga ke Jerman Timur dan munculah harapan Jerman bersatu.

    BalasHapus
  19. Nama : Anisa Sri Oktaviani
    Kelas : 12 ips 1

    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  20. Nama: Yoga Nugraha
    Kelas: XII IPS 5
    SMAN 1 CIKANCUNG

    penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  21. Nama:Ali fadilah ismail
    Kelas:12 ips 2


    peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.
    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  22. Nama:Nisa Nuralawiyah
    Kelas: 12 IPS 4


    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  23. Nama : Fajar Nurdyansyah
    Kelas : XII - IPS3

    Jawaban :

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  24. Nama: Siti Nur Rismayanti
    Kelas : 12 IPS 2

    Akibat keuangan Soviet yang sedang lesu, presiden Mikhail Gorbachev melakukan peresteroika yaitu perdagangan yang lebih bebas, nah Jerman sebagai batas interaksi antara dunia barat dan timur menjadi lebih longgar dan akhirnya menyatukan kembali Jerman.
    Pada awal tahun 1989, muncul gerakan-gerakan masyarakat Jerman Timur yang menuntut adanya demokratisasi politik dan ekonomi. Rezim Komunis Jerman Timur di bawah Erick Honeker tidak mampu membendung gerakan reformasi yang dilancarkan demonstran.

    Demonstrasi ini memuncak pada tanggal 9 November 1989 dengan penghancuran Tembok Berlin. Penghancuran Tembok Berlin menandakan keruntuhan dari rezim komunis di Jerman Timur.
    Situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  25. Nama: Neng tita komala dewi
    Kelas : 12 Ips 4

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". Peristiwa itu terjadi ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet pada saat itu. Penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dll) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah harapan apabila terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. Situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke Jerman Timur dan konsolidasi terjadi sehingga Jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  26. Nama: Fitri Nursalsabilah
    Kelas:12 IPS 1

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.
    Awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  27. Nama:Yayang Maharani
    Kelas:12 IPS 1
    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  28. Pada awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia mimpi. Hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. Namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. Situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  29. Nama: Amelia
    Kelas: 12 IPS 2


    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  30. Nama : Tita Rosmayanti
    Kelas : XII IPS 5

    Akibat keuangan Soviet yang sedang lesu, presiden Mikhail Gorbachev melakukan peresteroika yaitu perdagangan yang lebih bebas, nah Jerman sebagai batas interaksi antara dunia barat dan timur menjadi lebih longgar dan akhirnya menyatukan kembali Jerman

    BalasHapus
  31. NAMA:WULANDARI
    KELAS:XII IPS 4

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya tembok berlin. peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.
    Awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985.

    BalasHapus
  32. Nama:Nengsih Ayu Lestari
    Kelas:XII-Ips 2


    Akibat keuangan Soviet sedang lesu,Presiden Mikhail Gorbachev melakukan peresterorisch yaitu perdagangan yang lebih bebas,sebagai interaksi antara dunia barat dan timur menjadi longgar dan pada akhirnya menyatukan kembali Jerman.
    Nammun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.Negara Jerman resmi bersatu pada tanggal 3 Oktober 1990

    BalasHapus
  33. Nama : Faiz Nurfadilah
    Kelas : XII - IPS 3

    Jawaban :

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  34. Nama: Dede Suhendra
    Kelas: 12 ips 2

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.
    Awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus

    BalasHapus
  35. Nama:Roni sepriansyah
    Kelas:12 ips 2
    Penerapan kebijakan Glasnost(keterbukaan politik)dan perestroika(restrukturisasi ekonomi)yg di terapkan michael Gorbacher pada tahun 1985 tidak mampu membawa dampak positif bagi uni soviet dan negara negara dibawahnya hal tersebut berdampak pada munculnya semangat masyarakat jerman timur untuk melepaskan diri dari uni soviet.
    Reunifikasi jerman adalah peristiwa penyatuan kembali jerman barat dan jerman timur menjadi satu negara.peristiwa reunifikasi jerman tidak bisa terlepas dari melemahnya kekuatan politik dan ekonomi uni soviet.reunifikasi jerman berlangsung pada sekitar tahun 1990.reunifikasi jerman diawali dengan peristiwa demonstrasi masyarakat jerman timur dan runtuhnya tembok berlin pada november 1989.realisasi dari penyatuan jerman secara resmi terwujud pada 3 oktober 1990 melalui ketetapan parlemen jerman

    BalasHapus

  36. NAMA:YANA MULYANA HIKMAH
    KELAS:XII IPS 2

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.



    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  37. Saya Ades Rodia dari kelas 12 IPS 3 izin menjawab pak hubungan kondisi politik di Uni Soviet dengan bersatunya Jerman ,yaitu pada saat runtuhnya Uni Soviet dengan berbagai banyak faktor salah satunya Kaum buruh lebih memihak kapitalisme yang memberikan kebebasan untuk memiliki sesuatu daripada komunisme yang tidak mengakui hak individu . Pada saat itu Jerman kembali bersatu Enam negara bagian Jerman Timur (Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thuringen, dan Berlin Timur) secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat).

    Sekian dan Terimakasih

    BalasHapus
  38. Nama : Azizah Ahmad
    Kelas : XII IPS 1


    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  39. Assalamuaikum wr wb saya cucu indira anandita dari kelas 12 ips 2 izin menjawab pak hubungan kondisi politik di Uni Soviet dengan bersatunya Jerman ,yaitu pada saat runtuhnya Uni Soviet dengan berbagai banyak faktor salah satunya Kaum buruh lebih memihak kapitalisme yang memberikan kebebasan untuk memiliki sesuatu daripada komunisme yang tidak mengakui hak individu . Pada saat itu Jerman kembali bersatu Enam negara bagian Jerman Timur (Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thuringen, dan Berlin Timur) secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat).

    Sekian dan Terimakasih

    BalasHapus


  40. Nama :Winda Silviani
    Kelas : XII IPS 2


    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  41. Nama:Eneng siti maesaroh
    kelas:12 ips1
    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    pada awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun dapat bersatu kembali.

    BalasHapus
  42. Penyatuan Jerman bisa terjadi berkat kombinasi pelbagai faktor: keruntuhan komunisme di Eropa, keinginan untuk bersatu, maupun semangat reformasi yang digaungkan lewat kebijakan Gorbachev.

    Setelah reunifikasi tercapai, Jerman lantas merebut kekuatan ekonomi global dan kemudian menjadi negara maju yang stabil pertumbuhannya. Namun demikian, reunifikasi tak selamanya meninggalkan warisan yang positif. Masalah yang dihadapi Jerman sekarang juga tak kalah pelik: kebangkitan kelompok sayap kanan sampai krisis pengungsi yang bikin politik dalam negeri kelimpungan.

    BalasHapus
  43. Penyatuan Jerman bisa terjadi berkat kombinasi pelbagai faktor: keruntuhan komunisme di Eropa, keinginan untuk bersatu, maupun semangat reformasi yang digaungkan lewat kebijakan Gorbachev.

    Setelah reunifikasi tercapai, Jerman lantas merebut kekuatan ekonomi global dan kemudian menjadi negara maju yang stabil pertumbuhannya. Namun demikian, reunifikasi tak selamanya meninggalkan warisan yang positif. Masalah yang dihadapi Jerman sekarang juga tak kalah pelik: kebangkitan kelompok sayap kanan sampai krisis pengungsi yang bikin politik dalam negeri kelimpungan.

    BalasHapus
  44. Nama: Risman Hermansyah
    KLS. :12ips 5

    Awalnya penyatuan antara Jerman barat yg bersekutu dengan negara negara kapitalis dan Jerman timur bersekutu dengan negara-negara komunis.di anggap sebuah utopia(mimpi)hal ini di karenakan perang pengaruh dan kepentingan yg terjadi antara unisoviet dan AS.namun pada dasawarsa 80 an muncul harapan (managkala)terjadi reformasipolitik yg di gelindingkanoleh pemimpin unisoviet (Mikhail Gorbachev pada tahun 1985)situasi politik unisoviet pun menjalar ke Jerman timur harapan itupun muncul dan konsolidasi pun terjadi sehingga Jerman pun bersatu kembali.

    BalasHapus
  45. Nama : Didah Maulida
    Kelas : 12 IPS 1


    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.
    Awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  46. Nama: Yoga Nugraha
    Kelas: XII IPS 5


    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  47. Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi, hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus

  48. Nama:Mira milena
    Kelas:12 ips 2

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  49. Nama :Nesa Agnesa
    Kelas : 12 IPS 3

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  50. Nama :helma fitriyani
    Kelas: 12 IPS 5

    penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.



    TERIMAKASIH

    BalasHapus
  51. Nama : lisda juniar
    Kelas : 12 ips 2

    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  52. Nama: verani
    Kelas: 12 ips 1


    Akibat keungan soviet yg sedang lesu, presiden mikhaal
    Gorbachev melakukan peresteroikal yaitu pedagang nya yang lebih bebas, nah Jerman sebatas interaksi antara dunia Barat atawa timur menjadi lebih longgar dan akhirnya menyatukan kembali jerman

    BalasHapus
  53. NAMA: AULIA ANJANI
    KELAS: XII IPS 1
    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  54. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  55. Afnan Feyza
    12 IPS 2

    Hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dan bersatunya Jerman sangat erat. Pada akhir 1980-an, kebijakan glasnost dan perestroika yang diperkenalkan oleh Mikhail Gorbachev membawa perubahan besar dalam politik Uni Soviet dan Eropa Timur. Reformasi ini melemahkan pengaruh Soviet di Blok Timur, yang pada akhirnya memicu runtuhnya rezim komunis di Jerman Timur. Ketika Uni Soviet kehilangan kendali atas Eropa Timur, ini membuka jalan bagi reunifikasi Jerman pada tahun 1990, di mana Jerman Timur dan Barat bersatu kembali menjadi satu negara. Tanpa perubahan politik di Uni Soviet, bersatunya Jerman mungkin tidak akan terjadi secepat itu.

    BalasHapus
  56. Hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dan bersatunya Jerman sangat erat dan kompleks. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan tersebut:

    1. **Konteks Perang Dingin:** Setelah Perang Dunia II, Jerman terbagi menjadi dua negara: Jerman Barat (Republik Federal Jerman) dan Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman). Jerman Barat didukung oleh negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, sedangkan Jerman Timur berada di bawah pengaruh Uni Soviet. Ketegangan antara blok Barat dan Timur, yang dikenal sebagai Perang Dingin, membentuk latar belakang utama dari situasi politik ini.

    2. **Reformasi di Uni Soviet:** Pada akhir 1980-an, Uni Soviet di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev meluncurkan serangkaian reformasi yang dikenal sebagai *glasnost* (keterbukaan) dan *perestroika* (restrukturisasi). Reformasi ini bertujuan untuk memperbaiki ekonomi Soviet dan mengurangi ketegangan politik domestik serta internasional. *Glasnost* memungkinkan lebih banyak kebebasan berbicara dan transparansi, sedangkan *perestroika* berfokus pada reformasi ekonomi dan politik.

    3. **Kelemahan Uni Soviet dan Pengaruhnya:** Reformasi ini, meskipun dimaksudkan untuk memperkuat Uni Soviet, justru memperlemah posisi politiknya. Tekanan untuk reformasi yang lebih besar dan ketidakpuasan di negara-negara satelit Uni Soviet menyebabkan meningkatnya keinginan untuk kemerdekaan di negara-negara Eropa Timur, termasuk Jerman Timur.

    4. **Jatuhnya Tembok Berlin:** Pada tahun 1989, protes massal dan tekanan dari rakyat Jerman Timur, bersamaan dengan perubahan politik di Uni Soviet, memaksa pembukaan Tembok Berlin. Kejatuhan Tembok Berlin menandai momen kunci dalam proses reunifikasi Jerman. Uni Soviet, yang sedang mengalami krisis politik dan ekonomi, tidak lagi memiliki kekuatan atau kemauan untuk mencegah reunifikasi Jerman.

    5. **Reunifikasi Jerman:** Pada 3 Oktober 1990, Jerman resmi bersatu kembali setelah hampir 45 tahun terpisah. Keberhasilan reunifikasi ini sangat dipengaruhi oleh perubahan besar dalam politik Uni Soviet dan ketidakmampuannya untuk mempertahankan kontrol atas Eropa Timur.

    Secara keseluruhan, situasi politik di Uni Soviet—terutama reformasi yang dilakukan oleh Gorbachev dan kelemahan yang mengikutinya—berkontribusi besar terhadap proses reunifikasi Jerman dengan mengurangi kemampuan Uni Soviet untuk mengintervensi dan mendukung ketidakstabilan di Jerman Timur.

    BalasHapus
  57. Nama: Kayla Herliana
    Kelas: 12 IPS 2

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  58. Jasmine Adelia
    XII IPS 2

    Hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dan bersatunya Jerman sangat erat, terutama pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, ketika perubahan besar terjadi di Eropa Timur dan Uni Soviet.

    1. Kebijakan Glasnost dan Perestroika
    2.Melemahnya Kontrol Soviet di Eropa Timur
    3.Runtuhnya Tembok Berlin
    4.Dukungan Internasional dan Persetujuan Soviet
    5.Pembubaran Uni Soviet
    Inti hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dan bersatunya Jerman terletak pada melemahnya kekuasaan Soviet dan runtuhnya Blok Timur. Pada akhir 1980-an, reformasi politik seperti Glasnost dan Perestroika yang diperkenalkan oleh Mikhail Gorbachev melemahkan kontrol Soviet atas Eropa Timur. Hal ini menyebabkan keruntuhan rezim komunis di Jerman Timur dan mendorong proses reunifikasi Jerman pada tahun 1990, yang terjadi dengan persetujuan Uni Soviet sebagai bagian dari perubahan besar dalam tatanan politik Eropa.
    Memasuki 1980an, Uni Soviet mulai mengalami kemerosotan ekonomi yang tentu berdampak pada banyak aspek kehidupan masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan ini maka pada 1985, Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev berusaha memperbaiki keadaan dengan cara mengeluarkan kebijakan glasnost dan perestroika yaitu mengubah sistem komunisme menjadi lebih demokratis. Kebijakan ini terdiri atas tiga hal yaitu :
    -Glasnot (Keterbukaan Politik)
    -Perestroika (Restrukturisasi)
    -Democratizatsiya (demokratisasi)
    -Rule of Law.
    Munculnya kebijakan ini justru menjadi sebuah bumerang, karena memunculkan konflik di berbagai kelompok masyarakat. Bahkan kebijakan ini juga memunculkan kainginan sejumlah negara bagian untuk memerdekakan diri lepas dari Uni Soviet.

    BalasHapus
  59. Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu. Situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  60. Nama: Anangga Aryo Wibisono
    Kelas: 12 IPS 2
    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  61. NAMA : RETNO SYANIRA PUSPA
    KELAS : XII IPS 2

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  62. Nama : Cindy Anna
    Kelas : XII IPS 2

    Jadi, gini: waktu itu, Uni Soviet lagi ngalamin perubahan besar. Pemimpin baru mereka, Gorbachev, mulai ngelakuin perubahan kayak lebih terbuka dan ngurangin ketegangan. Akibatnya, suasana jadi lebih santai, dan ini bikin Jerman Barat dan Timur bisa reunifikasi. Tembok Berlin yang dulu memisahkan mereka akhirnya runtuh, dan mereka bisa bersatu lagi pada tahun 1990.

    BalasHapus
  63. LENY SALMA R.A_XII IPS 2

    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu

    BalasHapus
  64. Nama :Andini NurRizqi
    Kelas :12 IPS 2
    Situasi politik di Uni Soviet memainkan peran kunci dalam bersatunya Jerman. Runtuhnya Uni Soviet secara tidak langsung memungkinkan reunifikasi Jerman. Ketika Uni Soviet melemah, ini memberikan kesempatan bagi Jerman Barat dan Jerman Timur untuk bersatu. Proses reunifikasi Jerman pada 3 Oktober 1990 juga dipengaruhi oleh kebijakan pembaruan yang dilakukan oleh Mikhael Gorbachev, yang membuka jalan bagi perubahan politik yang mengarah pada reunifikasi. Dengan demikian, hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dan reunifikasi Jerman terletak pada peluang yang muncul akibat melemahnya Uni Soviet dan kebijakan perubahan yang dilakukan oleh Gorbachev.

    BalasHapus
  65. RAFIANTI RAHAYU_XII IPS 2

    Hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dan bersatunya Jerman sangat erat. Pada akhir 1980-an, kebijakan reformasi Uni Soviet di bawah Mikhail Gorbachev, seperti perestroika
    (restrukturisasi) dan glasnost (keterbukaan), melemahkan kontrol Soviet atas negara-negara komunis di Eropa Timur, termasuk Jerman Timur. Kebijakan ini mendorong gerakan demokrasi dan reformasi di Eropa Timur, yang akhirnya menyebabkan runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989. Dengan melemahnya dukungan Soviet dan tekanan dari rakyat, Jerman Timur dan Jerman Barat bersatu kembali pada 3 Oktober 1990. Bersatunya Jerman merupakan simbol runtuhnya komunisme di Eropa dan akhir dari Perang Dingin.

    BalasHapus
  66. Muhammad Iqbal Hadi
    XII IPS 2

    Adanya Tembok Berlin
    Pada tahun 1989, terjadinya protes massal dan tekanan dari warga Jerman Timur, hal tersebut pula berbarengan dengan perubahan politik di Uni Soviet, sehingga memaksakan pembukaan Tembok Berlin. lalu kejatuhan Tembok Berlin itu menandai bahwa momen kunci dalam proses reunifikasi Jerman. Uni Soviet juga yang sedang mengalami krisis politik dan ekonomi, tidak lagi memiliki kekuatan atau kemauan untuk mencegah reunifikasi Jerman.

    BalasHapus
  67. Nama : Pasya Alfajri Sukmawati
    Kelas : XII IPS 2

    hubungan kondisi politik di Uni Soviet dengan bersatunya Jerman ,yaitu pada saat runtuhnya Uni Soviet dengan berbagai banyak faktor salah satunya Kaum buruh lebih memihak kapitalisme yang memberikan kebebasan untuk memiliki sesuatu daripada komunisme yang tidak mengakui hak individu . Pada saat itu Jerman kembali bersatu Enam negara bagian Jerman Timur (Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thuringen, dan Berlin Timur) secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat).

    BalasHapus
  68. Nama:Bimantara prasetyo
    Kelas : 12 ips 2

    hubungan kondisi politik di Uni Soviet dengan bersatunya Jerman ,yaitu pada saat runtuhnya Uni Soviet dengan berbagai banyak faktor salah satunya Kaum buruh lebih memihak kapitalisme yang memberikan kebebasan untuk memiliki sesuatu daripada komunisme yang tidak mengakui hak individu . Pada saat itu Jerman kembali bersatu Enam negara bagian Jerman Timur (Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thuringen, dan Berlin Timur) secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat).

    BalasHapus
  69. Hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dan bersatunya Jerman pada tahun 1990 sangat erat. Uni Soviet, sebagai kekuatan utama Blok Timur selama Perang Dingin, mengalami perubahan besar dalam politik internalnya yang berkontribusi pada penyatuan Jerman.

    Berikut adalah beberapa faktor penting yang menghubungkan situasi politik Uni Soviet dengan proses penyatuan Jerman:

    1. Reformasi di Uni Soviet:
    Di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev, Uni Soviet memperkenalkan kebijakan Glasnost (keterbukaan) dan Perestroika (restrukturisasi) pada pertengahan hingga akhir 1980-an. Kebijakan ini mendorong reformasi politik dan ekonomi di Uni Soviet dan negara-negara satelitnya di Eropa Timur, termasuk Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman/RDJ). Keterbukaan yang dihasilkan oleh kebijakan ini memungkinkan munculnya gerakan pro-demokrasi dan oposisi terhadap rezim-rezim komunis di Eropa Timur.

    2. Pelemahan Blok Timur:
    Reformasi Gorbachev secara tidak langsung memperlemah kontrol Uni Soviet atas negara-negara Blok Timur, termasuk Jerman Timur. Pada tahun 1989, Gorbachev menolak menggunakan kekuatan militer untuk menekan gerakan pro-demokrasi di negara-negara Blok Timur. Ini memberi sinyal kepada negara-negara tersebut bahwa Uni Soviet tidak akan lagi campur tangan secara militer, sehingga mempercepat proses keruntuhan rezim-rezim komunis, termasuk runtuhnya Tembok Berlin pada November 1989.

    3. Diplomasi Internasional:
    Gorbachev mendukung penyatuan kembali Jerman dengan syarat bahwa Jerman yang bersatu tetap menjadi negara yang netral atau tidak menimbulkan ancaman bagi Uni Soviet. Namun, akhirnya Gorbachev menyetujui Jerman yang bersatu untuk tetap menjadi anggota NATO dengan beberapa jaminan keamanan, seperti tidak menempatkan pasukan NATO di wilayah bekas Jerman Timur.

    4. Keruntuhan Ekonomi Uni Soviet:
    Masalah ekonomi yang semakin parah di Uni Soviet juga memengaruhi keputusan Gorbachev untuk mendukung penyatuan Jerman. Uni Soviet membutuhkan bantuan ekonomi dari Jerman Barat (Republik Federal Jerman/RFJ) dan negara-negara Barat lainnya, sehingga Gorbachev lebih terbuka untuk bernegosiasi mengenai penyatuan Jerman.

    5. Merosotnya Pengaruh Ideologi Komunis:
    Situasi politik di Uni Soviet yang semakin tidak stabil, diikuti dengan runtuhnya rezim-rezim komunis di Eropa Timur, memengaruhi opini publik di Jerman Timur. Masyarakat Jerman Timur semakin menginginkan kebebasan, demokrasi, dan penyatuan kembali dengan Jerman Barat, yang menjadi simbol kemakmuran dan stabilitas.

    BalasHapus
  70. nama: Okan vebe wansimus Gultom
    kelas: 12 IPS 2
    Bersatunya Jerman pada tahun 1990 berkaitan erat dengan situasi politik di Uni Soviet. Pada akhir 1980-an, Uni Soviet mengalami krisis politik dan ekonomi. Pemimpin Uni Soviet saat itu, Mikhail Gorbachev, meluncurkan reformasi yang membuatnya lebih fleksibel dalam menghadapi tuntutan kebebasan di negara-negara Eropa Timur.

    Saat Uni Soviet mengurangi kontrolnya atas negara-negara satelitnya, termasuk Jerman Timur, tekanan untuk reunifikasi Jerman semakin kuat. Perubahan ini membuat Jerman Timur dan Barat akhirnya bisa bersatu kembali setelah terpisah selama Perang Dingin.

    BalasHapus
  71. nama: Sandra alvionita
    kelas: 12 IPS 2
    Perubahan di Uni Soviet memicu reunifikasi Jerman. Kebijakan glasnost dan perestroika di Uni Soviet melemahkan cengkeraman mereka atas negara-negara satelit, termasuk Jerman Timur. Demonstrasi massal di Jerman Timur dan ketidakmampuan Uni Soviet untuk menindaknya semakin mempercepat proses reunifikasi. Runtuhnya Tembok Berlin menjadi simbol berakhirnya pembagian Jerman. Singkatnya, kelemahan Uni Soviet membuka jalan bagi persatuan kembali Jerman.

    BalasHapus
  72. Nama: Salwa Salsabila
    Kelas: 12 IPS 2

    Bersatunya Jerman pada tahun 1990 sangat dipengaruhi oleh situasi politik di Uni Soviet, terutama karena pergeseran besar dalam kebijakan luar negeri dan domestik Soviet di bawah Mikhail Gorbachev. Gorbachev memperkenalkan reformasi seperti glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi) yang melemahkan kontrol keras terhadap negara-negara satelit dan mengurangi ketegangan Perang Dingin.

    BalasHapus
  73. Aris Shofwan Khoiri XII IPS 2

    Hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dan bersatunya Jerman pada tahun 1990 sangat erat. Uni Soviet, sebagai kekuatan utama Blok Timur selama Perang Dingin, mengalami perubahan besar dalam politik internalnya yang berkontribusi pada penyatuan Jerman.

    Berikut adalah beberapa faktor penting yang menghubungkan situasi politik Uni Soviet dengan proses penyatuan Jerman:

    1. Reformasi di Uni Soviet:
    Di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev, Uni Soviet memperkenalkan kebijakan Glasnost (keterbukaan) dan Perestroika (restrukturisasi) pada pertengahan hingga akhir 1980-an. Kebijakan ini mendorong reformasi politik dan ekonomi di Uni Soviet dan negara-negara satelitnya di Eropa Timur, termasuk Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman/RDJ). Keterbukaan yang dihasilkan oleh kebijakan ini memungkinkan munculnya gerakan pro-demokrasi dan oposisi terhadap rezim-rezim komunis di Eropa Timur.

    2. Pelemahan Blok Timur:
    Reformasi Gorbachev secara tidak langsung memperlemah kontrol Uni Soviet atas negara-negara Blok Timur, termasuk Jerman Timur. Pada tahun 1989, Gorbachev menolak menggunakan kekuatan militer untuk menekan gerakan pro-demokrasi di negara-negara Blok Timur. Ini memberi sinyal kepada negara-negara tersebut bahwa Uni Soviet tidak akan lagi campur tangan secara militer, sehingga mempercepat proses keruntuhan rezim-rezim komunis, termasuk runtuhnya Tembok Berlin pada November 1989.

    3. Diplomasi Internasional:
    Gorbachev mendukung penyatuan kembali Jerman dengan syarat bahwa Jerman yang bersatu tetap menjadi negara yang netral atau tidak menimbulkan ancaman bagi Uni Soviet. Namun, akhirnya Gorbachev menyetujui Jerman yang bersatu untuk tetap menjadi anggota NATO dengan beberapa jaminan keamanan, seperti tidak menempatkan pasukan NATO di wilayah bekas Jerman Timur.

    4. Keruntuhan Ekonomi Uni Soviet:
    Masalah ekonomi yang semakin parah di Uni Soviet juga memengaruhi keputusan Gorbachev untuk mendukung penyatuan Jerman. Uni Soviet membutuhkan bantuan ekonomi dari Jerman Barat (Republik Federal Jerman/RFJ) dan negara-negara Barat lainnya, sehingga Gorbachev lebih terbuka untuk bernegosiasi mengenai penyatuan Jerman.

    5. Merosotnya Pengaruh Ideologi Komunis:
    Situasi politik di Uni Soviet yang semakin tidak stabil, diikuti dengan runtuhnya rezim-rezim komunis di Eropa Timur, memengaruhi opini publik di Jerman Timur. Masyarakat Jerman Timur semakin menginginkan kebebasan, demokrasi, dan penyatuan kembali dengan Jerman Barat, yang menjadi simbol kemakmuran dan stabilitas.

    BalasHapus
  74. Nadia Sabiya, Nadia Ratna
    12 IPS 4

    Bersatunya Jerman pada tahun 1990 sangat dipengaruhi oleh situasi politik di Uni Soviet. Selama Perang Dingin, Uni Soviet dan Amerika Serikat mempengaruhi dinamika geopolitik di seluruh dunia, termasuk Eropa. Pada akhir 1980-an, Uni Soviet di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev mengalami reformasi besar-besaran melalui kebijakan "glasnost" (keterbukaan) dan "perestroika" (restrukturisasi), yang mengarah pada pembukaan sistem politik dan ekonomi Soviet.

    Di dalam konteks ini, Gorbachev mengurangi tekanan terhadap negara-negara Eropa Timur dan tidak lagi mengintervensi secara militer seperti pada masa lalu, yang memungkinkan negara-negara tersebut untuk mengejar kebijakan politik mereka sendiri, termasuk Jerman Timur. Selain itu, Gorbachev juga mengedepankan prinsip bahwa penyatuan Jerman harus dilakukan dengan cara yang damai dan dalam kerangka kerjasama internasional.

    Sebagai hasilnya, pada tahun 1989, dinding Berlin runtuh dan proses reunifikasi Jerman dimulai. Reunifikasi ini tidak hanya melibatkan negosiasi antara Jerman Barat dan Jerman Timur, tetapi juga melibatkan persetujuan dari kekuatan besar internasional, termasuk Uni Soviet. Pada akhirnya, bersatunya Jerman bisa terjadi dengan dukungan dari Uni Soviet yang saat itu mengalami perubahan besar dan kehilangan kekuatan politiknya.

    BalasHapus
  75. reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.
    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  76. Almas Zulafa Harasti
    XII IPS 4

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawarsa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  77. Asri Dwinata XII - IPS 4

    penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  78. Dengan runtuhnya kekuatan komunis di negara adidaya tersebut, secara otomatis hal ini membawa kemerosotan dari paham komunisme yang ada di dunia. Salah satu negara yang terkena imbasnya adalah Jerman Timur, yang berhaluan komunis. Keruntuhan dari Uni Soviet, juga ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin yang menjadi pembatas dua Jerman selama puluhan tahun. Ketika tembok ini runtuh, maka proses reunifikasi Jerman pun dapat berjalan. Tidak ada lagi istilah Jerman Barat dan Jerman Timur yang ada hanyalah Jerman.

    BalasHapus
  79. Keruntuhan dari Uni Soviet, juga ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin yang menjadi pembatas dua Jerman selama puluhan tahun. Ketika tembok ini runtuh, maka proses reunifikasi Jerman pun dapat berjalan. Tidak ada lagi istilah Jerman Barat dan Jerman Timur yang ada hanyalah Jerman.

    Dengan demikian, hubungan antara situasi politik yang terjadi di Uni Soviet dengan reunifikasi Jerman terletak pada sejumlah kebijakan pembaruan yang dilakukan oleh Mikhael Gorbacev (Glasnost dan Perestroik).

    BalasHapus
  80. Nama : Naira Amandasari
    Kelas : 12 IPS 4

    Reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi, hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  81. Najla Maharani 12 IPS 4

    Memasuki 1980an, Uni Soviet mulai mengalami kemerosotan ekonomi yang tentu berdampak pada banyak aspek kehidupan masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan ini maka pada 1985, Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev berusaha memperbaiki keadaan dengan cara mengeluarkan kebijakan glasnost dan perestroika yaitu mengubah sistem komunisme menjadi lebih demokratis. Dengan runtuhnya kekuatan komunis di negara adidaya tersebut, secara otomatis hal ini membawa kemerosotan dari paham komunisme yang ada di dunia. Salah satu negara yang terkena imbasnya adalah Jerman Timur, yang berhaluan komunis. Keruntuhan dari Uni Soviet, juga ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin yang menjadi pembatas dua Jerman selama puluhan tahun. Ketika tembok ini runtuh, maka proses reunifikasi Jerman pun dapat berjalan. Tidak ada lagi istilah Jerman Barat dan Jerman Timur yang ada hanyalah Jerman.

    BalasHapus
  82. Nama : Fauzi Rafif Ibrahim
    kelas : XII IPS 4

    peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.
    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu

    BalasHapus
  83. Nama: Nabilah Azalia Putri
    Kelas: XII IPS 4

    Sekitar tahun 1947 dan 1949, tiga zona yang dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis dijadikan satu dengan nama Republik Federal Jerman atau Jerman Barat. Sementara itu, wilayah yang diduduki oleh Uni Soviet berubah menjadi Republik Demokratik Jerman atau Jerman Timur.

    Perpecahan pun kian terasa setelah dilakukan pembatasan wilayah dengan membangun Tembok Berlin pada 1961. Situasi mulai berubah pada 1980-an, di mana kondisi ekonomi dan politik Uni Soviet karut-marut, yang kemudian berdampak pada aspek kehidupan masyarakat. Guna mengatasi hal itu, Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev berupaya memperbaiki keadaan dengan mengeluarkan kebijakan bernama glasnost (keterbukaan politik) dan perestroika (restrukturisasi ekonomi).

    Lewat kebijakan tersebut, sistem komunisme berubah menjadi lebih demokratis.

    Kegagalan dari penerapan kebijakan glasnost dan perestroika kemudian mendorong Jerman Timur melakukan aksi pemberontakan agar bisa lepas dari kuasa Uni Soviet. Puncak demonstrasi masyarakat Jerman Timur terjadi pada 1989, yang kemudian disusul dengan peruntuhan Tembok Berlin. Hancurnya Tembok Berlin menjadi tanda bahwa rezim komunis di Jerman Timur sudah berakhir. Penduduk Jerman Timur ketika itu sudah tidak mengenal rasa takut. Mereka berusaha melarikan diri ke Jerman Barat, meskipun saat itu perbatasan masih dijaga ketat. Bahkan, Jerman Timur berani mengadakan pemilihan umum (pemilu) bebas pertama pada 18 Maret 1990.

    Wakil rakyat yang terpilih dalam pemilu pertama Jerman Timur kemudian diamanatkan untuk melakukan perundingan bersama Jerman Barat, terkait penyatuan kembali wilayah Jerman menjadi satu bangsa yang utuh. Tidak hanya dihadiri Jerman Barat, pertemuan itu juga diikuti oleh Britania Raya, Perancis, Amerika Serikat, juga Uni Soviet. Mereka membahas mengenai persyaratan untuk Reunifikasi Jerman. Setelah negosiasi panjang, lahirlah Perjanjian Dua Plus Empat atau Perjanjian Penyelesaian Akhir. Lewat perjanjian itu, maka kedaulatan sudah sepenuhnya diberikan kepada Jerman. Pada 22-23 Agustus 1990, Parlemen Rakyat juga memutuskan bahwa Republik Demokratik Jerman bergabung bersama Republik Federal Jerman. Penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur kemudian secara resmi dilakukan pada 3 Oktober 1990. Dengan demikian, hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dengan Reunifikasi Jerman adalah, ketika kekuatan Uni Soviet mulai melemah karena kebijakannya yang memicu konflik di masyarakat, banyak negara bagian yang melepaskan diri, termasuk Jerman Timur. Setelah lepas dari Uni Soviet, Jerman Timur kemudian bersatu kembali dengan Jerman Barat untuk membentuk satu bangsa yang utuh dalam peristiwa Reunifikasi Jerman pada 3 Oktober 1990.



    BalasHapus
  84. Zahwa 12 - IPS 4
    Situasi mulai berubah pada 1980-an, di mana kondisi ekonomi dan politik Uni Soviet karut-marut, yang kemudian berdampak pada aspek kehidupan masyarakat. Guna mengatasi hal itu, Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev berupaya memperbaiki keadaan dengan mengeluarkan kebijakan bernama glasnost (keterbukaan politik) dan perestroika (restrukturisasi ekonomi).

    Kegagalan dari penerapan kebijakan glasnost dan perestroika kemudian mendorong Jerman Timur melakukan aksi pemberontakan agar bisa lepas dari kuasa Uni Soviet. Puncak demonstrasi masyarakat Jerman Timur terjadi pada1989, yang kemudian disusul dengan peruntuhan Tembok Berlin.

    BalasHapus
  85. Reza ramdhani
    12 IPS 4
    Reunifikasi Jerman atau penyatuan antara Jerman Barat dan Jerman Timur ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin pada akhir dasawarsa 1980-an. Awalnya, penyatuan ini dianggap utopis karena adanya perang pengaruh antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Namun, situasi mulai berubah ketika Mikhail Gorbachev, pemimpin Soviet, meluncurkan reformasi politik pada tahun 1985. Reformasi ini memicu perubahan di Jerman Timur, membuka harapan dan memungkinkan terjadinya konsolidasi yang akhirnya menyatukan kembali Jerman.

    BalasHapus
  86. Sadid Zaeni
    12 IPS 4
    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu

    BalasHapus
  87. Rayen Raditya Rachmadi
    XII IPS 4

    Penyatuan antara Jerman Barat dan timur dianggap sebagai sebuah utopia hal ini dikarenakan kan pengaruh dan kepentingan Uni Soviet dan AS namun pada dasawarsa 80an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Uni Soviet yaitu mikail gorbachef pada tahun 1985 dan situasi itu pun menyebar ke timur setelah itu Jerman kembali bersatu

    BalasHapus
  88. Afsar alfairuza
    XII IPS 4
    Reunifikasi Jerman atau penyatuan antara Jerman Barat dan Jerman Timur ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin pada akhir dasawarsa 1980-an. Awalnya, penyatuan ini dianggap utopis karena adanya perang pengaruh antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Namun, situasi mulai berubah ketika Mikhail Gorbachev, pemimpin Soviet, meluncurkan reformasi politik pada tahun 1985. Reformasi ini memicu perubahan di Jerman Timur, membuka harapan dan memungkinkan terjadinya konsolidasi yang akhirnya menyatukan kembali Jerman.

    BalasHapus
  89. jauza raihan (nitip)
    12 ips 4

    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu

    BalasHapus
  90. Reunifikasi Jerman atau penyatuan antara Jerman Barat dan Jerman Timur ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin pada akhir dasawarsa 1980-an. Awalnya, penyatuan ini dianggap utopis karena adanya perang pengaruh antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Namun, situasi mulai berubah ketika Mikhail Gorbachev, pemimpin Soviet, meluncurkan reformasi politik pada tahun 1985. Reformasi ini memicu perubahan di Jerman Timur, membuka harapan dan memungkinkan terjadinya konsolidasi yang akhirnya menyatukan kembali Jerman.

    BalasHapus
  91. Hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dengan bersatunya Jerman sangat erat. Pada akhir 1980-an, Uni Soviet di bawah Mikhail Gorbachev menerapkan kebijakan *glasnost* (keterbukaan) dan *perestroika* (reformasi ekonomi dan politik), yang mengurangi kontrol Soviet atas Eropa Timur. Hal ini mendorong gerakan pro-demokrasi di negara-negara Blok Timur, termasuk Jerman Timur. Pada akhirnya, melemahnya pengaruh Soviet memungkinkan jatuhnya Tembok Berlin pada 1989 dan memicu reunifikasi Jerman pada 1990.

    BalasHapus
  92. Nama:Delvira.s
    Kelas:12 ips 2
    Perang Dingin adalah periode setelah Perang Dunia II di mana dunia terbagi menjadi dua blok besar: Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Persaingan antara kedua blok ini sangat intens, tidak hanya dalam bidang militer, tetapi juga ekonomi, politik, dan ideologi.Jerman yang kalah dalam Perang Dunia II terbagi menjadi dua bagian: Jerman Barat yang berada di bawah pengaruh AS dan Jerman Timur yang berada di bawah pengaruh Uni Soviet.Dengan runtuhnya Uni Soviet, Jerman Timur tidak lagi berada di bawah pengaruh Uni Soviet. Rakyat Jerman Timur kemudian melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut persatuan dengan Jerman Barat. Akhirnya, pada tahun 1990, kedua Jerman bersatu kembali.Hubungan antara Keduanya Runtuhnya Uni Soviet menciptakan kekosongan kekuasaan di Eropa Timur, termasuk Jerman Timur. Hal ini membuka peluang bagi Jerman Timur untuk bersatu kembali dengan Jerman Barat. Tanpa adanya tekanan dari Uni Soviet, proses penyatuan Jerman dapat berjalan dengan lancar.
    •( Kesimpulannya)
    Perang Dingin telah meninggalkan dampak yang sangat besar bagi dunia. Persaingan antara AS dan Uni Soviet telah membentuk tatanan dunia selama beberapa dekade. Runtuhnya Uni Soviet merupakan titik balik dalam sejarah dunia dan membuka jalan bagi perubahan besar-besaran, termasuk penyatuan Jerman.

    BalasHapus
  93. Hubungan antara situasi politik di Uni Soviet dengan bersatunya Jerman sangat erat, terutama karena perubahan besar di Uni Soviet mempengaruhi dinamika politik Eropa. Pada akhir 1980-an, kebijakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi) yang diperkenalkan oleh Mikhail Gorbachev melemahkan kontrol Soviet atas negara-negara Blok Timur. Kebijakan ini membuka jalan bagi gelombang reformasi dan pemberontakan di negara-negara Eropa Timur, termasuk Jerman Timur. Melemahnya pengaruh Soviet memungkinkan Jerman Timur dan Jerman Barat untuk bersatu kembali pada tahun 1990 tanpa intervensi militer dari Uni Soviet, yang sebelumnya mungkin tidak terjadi di bawah rezim Soviet yang lebih keras.

    BalasHapus
  94. Sabila Evita 12 IPS 3
    Bersatunya Jerman pada tahun 1990 sangat terkait dengan situasi politik di Uni Soviet. Pada akhir 1980-an, Uni Soviet di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev melakukan reformasi politik dan ekonomi melalui kebijakan *glasnost* (keterbukaan) dan *perestroika* (restrukturisasi). Kebijakan ini melemahkan kontrol Soviet atas negara-negara Blok Timur, termasuk Jerman Timur yang berada di bawah pengaruh Soviet.

    Ketika pengaruh Uni Soviet menurun, gerakan pro-demokrasi di Jerman Timur semakin kuat, hingga akhirnya Tembok Berlin runtuh pada 1989. Uni Soviet, yang tengah mengalami krisis internal, tidak mengintervensi secara militer seperti pada krisis sebelumnya. Hal ini membuka jalan bagi reunifikasi Jerman, karena Jerman Barat dan Timur akhirnya dapat bersatu tanpa hambatan dari Uni Soviet.

    BalasHapus
  95. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  96. Situasi politik di Uni Soviet di bawah Mikhail Gorbachev, terutama melalui kebijakan Perestroika dan Glasnost, melemahkan pengaruh Soviet di Eropa Timur. Ini memicu runtuhnya rezim komunis di Jerman Timur, yang berpuncak pada runtuhnya Tembok Berlin pada 1989. Dengan melemahnya kendali Soviet, Jerman Timur dan Barat bersatu kembali pada tahun 1990, dengan dukungan internasional termasuk dari Uni Soviet.

    BalasHapus
  97. (Lahfah Zulfa al-zain)12 ips 3
    Uni Soviet mengalami krisis politik dan ekonomi yang serius pada akhir 1980-an, yang mengarah pada runtuhnya blok Soviet dan melemahnya pengaruhnya di Eropa Timur. Reformasi yang dilakukan oleh Mikhail Gorbachev, seperti Glasnost dan Perestroika, serta ketidakmampuan Uni Soviet untuk menahan gelombang revolusi di Eropa Timur, membuka jalan bagi runtuhnya Tembok Berlin pada 1989 dan akhirnya penyatuan Jerman pada 1990. Tanpa melemahnya Uni Soviet, penyatuan Jerman mungkin tidak akan terjadi secepat itu.

    BalasHapus
  98. Naila novelia 12 IPS 3
    reunifikasi jerman atau penyatuan antara jerman barat dan jerman timur ditandai dengan robohnya "tembok berlin". peristiwa itu terjadi pada dasawarsa 80-an. yakni ketika ada angin perubahan yang terjadi dalam situasi internal politik unisoviet kala itu.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  99. Farizzan Oktora Faza
    12 - IPS 3

    Situasi politik di Uni Soviet memainkan peran kunci dalam bersatunya Jerman. Ketika Mikhail Gorbachev memperkenalkan kebijakan reformasi Glasnost dan Perestroika pada pertengahan 1980-an, kendali Soviet atas negara-negara satelit di Eropa Timur mulai melemah, termasuk Jerman Timur. Kebijakan ini membuka jalan bagi tuntutan reformasi dan kebebasan di Jerman Timur, yang memuncak pada protes besar-besaran dan runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989. Dengan runtuhnya penghalang ini dan dukungan dari negara-negara Barat, proses penyatuan Jerman Barat dan Timur berlangsung cepat, dan pada 3 Oktober 1990, Jerman resmi bersatu kembali. Tanpa perubahan politik di Uni Soviet, penyatuan Jerman mungkin tidak akan terjadi secepat itu, menjadikan situasi di Uni Soviet sebagai faktor penentu dalam sejarah ini.

    BalasHapus
  100. pirni aulia 12 ips 3
    Bersatunya Jerman pada 1990 dipengaruhi ni oleh melemahnya kendali Uni Soviet di Eropa Timur akibat reformasi *glasnost* dan *perestroika* di bawah Mikhail Gorbachev. Reformasi ini memungkinkan negara-negara Blok Timur, termasuk Jerman Timur, untuk mengupayakan perubahan politik. Ketika Tembok Berlin runtuh pada 1989, Uni Soviet tidak mengintervensi, membuka jalan bagi reunifikasi Jerman tanpa hambatan dari Soviet.

    BalasHapus
  101. Nama: Shakira Azalea Syakieb Gunawan
    Kelas: 12 IPS 3
    Runtuhnya Uni Soviet memiliki dampak signifikan terhadap bersatunya Jerman pada tahun 1990. Pada akhir 1980-an, Uni Soviet berada dalam krisis politik dan ekonomi yang mendalam, yang mendorong Mikhail Gorbachev untuk menerapkan kebijakan reformasi glasnost dan perestroika. Reformasi ini melemahkan kontrol Soviet di Eropa Timur dan mendorong gerakan pro-demokrasi di negara-negara satelit, termasuk Jerman Timur. Kebijakan keterbukaan ini memungkinkan munculnya protes besar di Jerman Timur yang menuntut reformasi dan kebebasan, yang akhirnya memuncak pada runtuhnya Tembok Berlin pada November 1989. Pembukaan Tembok Berlin menjadi simbol utama dari berakhirnya pemisahan Jerman, yang pada akhirnya mengarah pada proses reunifikasi negara tersebut. Dengan melemahnya kekuatan Soviet, Gorbachev menyetujui penyatuan kembali Jerman, meskipun awalnya ada kekhawatiran mengenai implikasi geopolitik dari Jerman yang bersatu. Oleh karena itu, perubahan situasi politik di Uni Soviet memainkan peran kunci dalam membuka jalan bagi bersatunya Jerman.

    BalasHapus
  102. Jadi awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia mimpi. Hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. Namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. Situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  103. RAFA VIRGIANI PUTRI 12 IPS 3
    penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  104. Nasya Amelia Septiani
    12 IPS 3

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi. hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  105. Nama: Siregar, Aniela Vetrina
    Kelas: 12 IPS 3

    Reunifikasi Jerman pada tahun 1990 sangat dipengaruhi oleh situasi politik di Uni Soviet, terutama di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev. Dengan kebijakan reformasinya, Glasnost dan Perestroika, Gorbachev mengurangi kontrol ketat Uni Soviet atas negara-negara Eropa Timur, termasuk Jerman Timur. Sikap Uni Soviet yang lebih lunak memungkinkan gerakan pro-demokrasi di Jerman Timur untuk berkembang, yang akhirnya menyebabkan runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989. Gorbachev juga mendukung reunifikasi Jerman, asalkan prosesnya berlangsung damai, yang membuka jalan bagi bersatunya Jerman secara resmi pada tahun 1990.

    BalasHapus
  106. Situasi politik di Uni Soviet memainkan peran kunci dalam bersatunya Jerman. Ketika Mikhail Gorbachev memperkenalkan kebijakan reformasi Glasnost dan Perestroika pada pertengahan 1980-an, kendali Soviet atas negara-negara satelit di Eropa Timur mulai melemah, termasuk Jerman Timur. Kebijakan ini membuka jalan bagi tuntutan reformasi dan kebebasan di Jerman Timur, yang memuncak pada protes besar-besaran dan runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989. Dengan runtuhnya penghalang ini dan dukungan dari negara-negara Barat, proses penyatuan Jerman Barat dan Timur berlangsung cepat, dan pada 3 Oktober 1990, Jerman resmi bersatu kembali. Tanpa perubahan politik di Uni Soviet, penyatuan Jerman mungkin tidak akan terjadi secepat itu, menjadikan situasi di Uni Soviet sebagai faktor penentu dalam sejarah ini.

    BalasHapus
  107. Shifa Nabil Alifia
    12 IPS 3

    Bersatunya Jerman pada tahun 1990 sangat dipengaruhi oleh situasi politik di Uni Soviet, terutama karena pergeseran besar dalam kebijakan luar negeri dan domestik Soviet di bawah Mikhail Gorbachev. Gorbachev memperkenalkan reformasi seperti glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi) yang melemahkan kontrol keras terhadap negara-negara satelit dan mengurangi ketegangan Perang Dingin.

    BalasHapus
  108. Nama : Muhammad Ridwan Budiman
    Kelas : 12 IPS 3

    Terjadinya Reunifikasi Jerman sendiri ada kaitannya dengan kondisi politik Uni Soviet yang merosot.

    awalnya, penyatuan antara jerman barat (yang bersekutu dengan negara-negara kapitalis seperti inggris, perancis, AS, dst.) dan jerman timur (yang bersekutu dengan negara-negara komunis terutama unisoviet) dianggap sebagai sebuah utopia. mimpi, hal ini dikarenakan perang pengaruh dan kepentingan yang terjadi antara Uni-soviet dan AS. namun pada dasawrasa 80-an muncul harapan manakala terjadi reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. situasi politik di uni-soviet pun menjalar ke jerman timur, harapan itu muncul, dan konsolidasi terjadi sehingga jerman pun kembali bersatu.

    BalasHapus
  109. Gema 12 IPS 3

    Hubungan politik Uni Soviet mulai goyah ketika Mikhail Gorbachev melalui Glasnost dan Perestroika yang awalnya dimaksudkan untuk merangsang pemulihan ekonomi Uni Soviet malah memunculkan dampak-dampak yang tidak diharapkan. Bersamaan hal itu Jerman Timur melakukan demo di depan tembok Berlin dan akhirnya negara negara dalam Jerman Timur untuk sepakat untuk ikut ke Jerman Barat. Pada tahun1990 Jerman bersatu menjadi Republik Federasi Jerman.

    BalasHapus
  110. Runtuhnya Uni Soviet dan kebijakan Glasnost serta Perestroika membuka jalan bagi reunifikasi Jerman. Tanpa adanya perubahan politik di Uni Soviet, sulit membayangkan Jerman akan bersatu kembali. Reunifikasi Jerman menjadi salah satu peristiwa paling penting pada akhir abad ke-20 dan menandai berakhirnya Perang Dingin.

    BalasHapus
  111. Bersatunya Jerman pada 1990 terkait erat dengan perubahan politik di Uni Soviet di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev. Kebijakan *Glasnost* (keterbukaan) dan *Perestroika* (reformasi) melemahkan pengaruh Soviet di Eropa Timur, termasuk Jerman Timur. Ketika kontrol Soviet melemah, protes di Jerman Timur meningkat, yang pada akhirnya memicu runtuhnya Tembok Berlin pada 1989 dan memungkinkan penyatuan Jerman Barat dan Timur pada 1990.

    BalasHapus

Featured Post

Hubungan Manusia dan Sejarah dalam Ruang dan Waktu | KD. 3.1 Sejarah Peminatan kelas X

       Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan. Pentingkah peran manusia dalam sejarah ? bagaimana manusia menjadi penggerak sejarah ? ap...

Postingan Populer